THE SMART TRICK OF REOG PONOROGO THAT NO ONE IS DISCUSSING

The smart Trick of reog Ponorogo That No One is Discussing

The smart Trick of reog Ponorogo That No One is Discussing

Blog Article

Warok merupakan karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus.

Reog modern day biasanya dipentaskan dalam beberapa acara seperti pernikahan, khitanan, dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai three tarian pembukaan. Reog obyog Sering pentas di pelataran atau jalan tanpa mengikuti pakem tertentu. Biasanya mengisi acara hajatan, bersih desa, hingga pementasan semata untuk menghibur.

Penari utamanya merupakan orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak, ditambah beberapa penari bertopeng dan berkuda lumping, disertai reog asli Indonesia.

And whilst a lot of people may seem to be written content With all the story because it stands, our see is there exist a great number of mysteries, scientific anomalies and stunning artifacts that have yet to be learned and discussed.

Dalam kesenian tari Reog Ponorogo, Warok digambarkan sebagai seseorang yang menguasai ilmu baik lahir maupun batin dan mempunyai ciri-ciri menggunakan kostum serba hitam.

Jathil ini pada mulanya ditarikan oleh gemblak, more info laki-laki yang halus, berparas tampan atau mirip dengan wanita yang cantik.[14] Gerak tarinya pun lebih cenderung feminin. Sejak tahun 1980-an ketika tim kesenian Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk pembukaan PRJ (Pekan Raya Jakarta), penari jathilan diganti oleh para penari putri dengan alasan lebih feminin.

Sehingga tarian inti yang ditampilkan tergantung dengan konteks atau kondisi dimana tari Reog Ponorogo ditampilkan.

Para pengawal raja ini memiliki kekuatan ilmu hitam yang mampu mematikan lawan. Para warok memakai celana dan baju hitam sambil membawa senjata cemeti dan pecut.

Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni Reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.

Udheng ini biasanya dipakai oleh penari jathilan dan jenis udheng yang sering dipakai yaitu tapak dara atau gadhung melati.

He arrived at Ponorogo and build an institution to show teenagers martial arts and also mysticism. Ki Ageng Kutu’s hope was that his pupils would carry again the glory days from the Majapahit Empire.

Secara lebih rinci, berikut adalah pembagian pemakaian busana dan properti yang terbagi berdasarkan tokoh tarian yang diwakili:

Lalu ada pula simbol kekuatan kerajaan Majapahit yang direpresentasikan melalui jathilan yang diperankan penari gemblak yang menunggang kuda.

Keunikan para penari jathil yaitu terletak pada properti kuda yang digunakan dan gerakan yang cekatan, lincah, dan juga halus.

Report this page